
Aplikasi pupuk hayati mikoriza pada kelapa sawit biasa dilakukan di fase awal pembibitan, pada saat transplanting bibit ke lahan dan di piringan pokok kelapa sawit. Setelah mikoriza diaplikasikan kontak langsung dengan akar tanaman, spora mikoriza akan masuk ke jaringan akar dan terbentuk simbiosis mutualisme. Pada jaringan akar kelapa sawit terbentuk serabut panjang bernama “hifa” yang berfungsi menyerap air dan unsur hara serta melindungi tanaman dari jamur patoghen. Pada derah perakaran, total mikrob meningkat karena adanya eksudat akar yang dikeluarkan tanaman, sehingga menarik mikroba lain untuk hidup di sana. Jumlah spora mikoriza juga meningkat sejalan dengan proses simbiosis mutualisme ini. Spora mikoriza dan hifa ini ukurannya sangat kecil dan tidak bisa dilihat langsung oleh mata. Lalu bagaimana cara untuk monitoring jumlah spora mikoriza dan kolonisasi akar pada kebun kelapa sawit..?
Untuk melihat jumlah spora dan kolonisasi akar mikoriza perlu dilakukan pengambilan sampel tanah dan akar. Sampel tanah dan akar diambil di daerah perakaran kelapa sawit dengan jarak 100 cm dari pokok tanaman. Setiap pokok sawit dibuat 4 titik pengambilan sampel yaitu Utara – Selatan – Barat dan Timur. Setiap titik digali dengan kedalaman 0 – 30 cm. Sampel tanah dan akar pada setiap titik dikompositkan dengan berat kurang lebih 300 gram. Sampel tersebut kemudian diberi label dan dibawa ke laboratorium. Jika belum diamati di hari berikutnya, hendaknya sampel dimasukan ke dalam kulkas untuk menjaga kesegaran dari sampel.
Berikut merupakan dokumentasi cara pengambilan sampel tanah dan akar yang dilakukan oleh Tim Riset Fumyco di kebun kelapa sawit daerah Sumatra Utara.



