Kelapa sawit adalah tanaman yang menjadi salah satu andalan ekspor Indonesia karena minyak sawit dibutuhkan di berbagai bidang. Namun ketika menanam kelapa sawit, ada satu penyakit yang berisiko fatal terhadap tumbuhnya kelapa sawit yaitu penyakit jamur ganoderma. Pengendalian ganoderma harus dilakukan supaya kelapa sawit dapat tumbuh dengan sehat dan maksimal.

Mengenal Ganoderma
Penyakit yang berasal dari jamur ganoderma atau biasa disebut dengan ganoderma saja, biasanya akan menjangkit kebun sawit yang sudah berumur dua generasi ke atas, namun kebun baru pun tetap berisiko terkena penyakit ini. Penyakit ini tidak bisa dianggap sepele karena selain akan mematikan tanaman yang terserang, juga bisa menyebar dengan mudah.
Untuk menghadapi ini, telah diproduksi benih sawit yang toleran terhadap penyakit ganoderma ini. Namun tetap disarankan untuk para petani supaya mampu mengenali gejala paling awal serangan penyakit ini supaya bentuk penanganan bisa dilakukan sedini mungkin.  

Gejala Awal Ganoderma
Ada empat gejala awal yang bisa dijadikan patokan dalam mengenali munculnya penyakit ganoderma pada tanaman kelapa sawit. Gejala awal pertama adalah ada setidaknya tiga atau lebih daun tombak yang tidak terbuka ketika pohon sawit sedang tidak kekurangan air. Gejala awal kedua adalah hal yang sama, namun disertai dengan terdapatnya layu pada pelepah bagian bawah.
Gejala awal ketiga terdapat tiga atau lebih daun tombak yang tidak terbuka, adanya layu pada pelepah bawah, dan ditambah dengan ditemukannya buah ganoderma. Dan gejala keempat adalah ketika semua pelepah ditemukan sudah layu kecuali daun tombak. 

Bentuk Pengendalian
Terdapat beberapa metode pengendalian yang biasa dilakukan untuk mengatasi masalah ini. Metode pertama adalah metode kultur teknis dengan pembumbunan tanah di pangkal batang untuk memperpanjang umur produksi, membuat parit di sekitar tanaman terjangkit dan menaruh belerang supaya penyakit tidak menyebar ke tanaman sawit lainnya.
Selanjutnya ada metode kimiawi yang sampai sekarang masih belum menunjukkan hasil yang cukup memuaskan seperti absorpsi akar, maupun bentuk fungisida yang hanya efektif ketika digunakan di laboratorium namun gagal ketika diaplikasikan di kebun sebenarnya. Maka dari itu pengendalian hayati sejauh ini masih yang paling efektif karena sifat penyakit ini yang menular paling cepat di dalam tanah.
Sebagai bentuk pencegahan, ketika menanam atau replanting kelapa sawit, hendaknya menggunakan pupuk hayati mikoriza dari Fumyco yang bisa bekerja sebagai imunisasi bibit supaya kelapa sawit akan menjadi toleran terhadap jamur ganoderma. Pupuk mikoriza dari Fumyco akan meningkatkan penyerapan air dan unsur hara dari tanah sehingga tidak hanya menghasilkan tanaman toleran ganoderma, tapi juga tanaman yang tumbuh dengan maksimal.

Share This