Melihat begitu tingginya permintaan minyak kelapa sawit di pasaran, menjadikan para produsen terus berupaya dalam meningkatkan produksinya. Salah satu cara yang dilakukan dalam meningkatkan produksi minyak sawit tersebut, bisa dilakukan dengan melakukan replanting tanaman sawit tersebut secara berkelanjutan. Adapun dalam proses replanting tersebut, biasanya juga turut menggunakan beberapa pupuk hayati khusus di dalamnya. Bagi Anda yang penasaran akan proses replanting tanaman sawit, maka bisa menyimak ulasan selengkapnya di artikel berikut.
Sekilas definisi tentang replanting kelapa sawit
Seperti yang sudah diulas sebelumnya, bahwa meningkatkan produksi minyak sawit bisa dilakukan dengan melakukan replanting tanaman sawit dengan menggunakan pupuk hayati khusus seperti pupuk NPK dan mikoriza. Perlu Anda ketahui di sini, bahwa istilah replanting / peremajaan sawit sendiri dikenal sebagai suatu proses penggantian tanaman sawit yang sudah tidak produktif lagi. Biasanya, proses replanting sawit dilakukan pada tanaman sawit yang berusia lebih dari 25 tahun.
Ketika replanting dilakukan, maka tanaman sawit yang tidak lagi produktif akan diganti dengan bibit unggul, untuk nantinya dilakukan penanaman ulang. Dalam replanting sawit, biasanya dibutuhkan waktu kurang lebih selama 4 tahun agar tanaman tersebut bisa berbuah dan menghasilkan keuntungan. Adapun untuk menunjang hasil panen dari tanaman sawit, bisanya diperlukan perawatan khusus seperti halnya pemberian pupuk khusus seperti pupuk NPK dan pupuk mikoriza.
Alasan kenapa kelapa sawit perlu diberi pupuk NPK dan pupuk mikoriza
Jika tadi kita sudah membahas mengenai replanting tanaman kelapa sawit, maka selanjutnya Anda juga perlu tahu mengenai alasan kenapa saat penanaman ulan tanaman tersebut diperlukan adanya pupuk hayati baik itu pupuk jenis NPK maupun mikoriza di dalamnya. Terlebih lagi, banyak sekali orang yang mengklaim bahwa kedua pupuk tersebut dinilai sangat membantu dalam proses pertumbuhan tanaman sawit. Oleh karena itulah, penting bagi Anda untuk mengetahui informasi satu ini dalam proses replanting tanaman sawit di dalamnya.
Pada dasarnya, penggunaan pupuk NPK dan mikoriza dalam replanting tanaman sawit memberikan manfaat utama, yakni untuk meningkatkan produksi dan pertumbuhan tinggi tanaman sawit. Sehingga, hal inilah yang menjadikan tanaman sawit berkualitas unggulan. Kendati demikian, Anda juga perlu tahu mengenai dosis yang tepat dalam pemberian kedua pupuk hayati tersebut saat replanting tanaman sawit dilakukan. Agar Anda lebih paham dalam pemberian kedua pupuk hayati tersebut, maka bisa menyimak penjelasannya di bawah ini.
- Pupuk NPK sebaiknya diberikan dengan dosis 2 – 2,5 kg per pohon untuk usia tanaman 4 – 8 tahun, 3 – 4 kg per pohon untuk usia tanaman 9 – 13 tahun, 2 – 3,5 kg per pohon untuk usia tanaman 14 – 20 tahun dan 2 – 3 kg per pohon untuk usia tanaman lebih dari 20 tahun.
- Pupuk mikorizasebaiknya diberikan dengan dosis 50 gram di pembibitan untuk imunisasi/vaksinasi dini bibit terhadap penyakit Ganoderma dan dosis 100 gram saat penanaman di lahan untuk proteksi tambahan dan supaya bibit lebih adaptif saat ditanam di lahan.
Demikianlah tadi informasi penting bagi Anda mengenai proses replanting kelapa sawit berkelanjutan yang dilakukan dengan menggunakan pupuk hayati, yakni seperti pupuk NPK maupun pupuk mikoriza. Apabila Anda ingin mendapatkan pupuk berkualitas untuk tanaman sawit, maka bisa membeli produk dari FUMYCO sekarang juga!