Mikoriza adalah simbiosis mutualisme (hubungan saling menguntungkan) antara fungi (mykos) dengan perakaran (rhiza). Fungi mendapatkan karbohidrat dari hasil fotosintesis, sedangkan tanaman mendapatkan air dan unsur hara dari fungi khususnya fosfat (P). Mikoriza secara umum dibagi menjadi dua jenis, yaitu ektomikoriza dan endomikoriza atau yang lebih dikenal dengan sebutan FMA (Fungi Mikoriza Arbuskula). Perbedaan keduanya terletak pada struktur fungi dan cara fungi dalam menginfeksi akar tanaman. Fungi ektomikoriza dapat dilihat oleh mata telanjang (Gambar kanan). Akar tanaman yang terinfeksi fungi ektomikoriza akan terlihat hifa, yaitu struktur mikoriza yang halus dan putih seperti benang. Hifa tersebut menyelubungi seluruh permukaan akar dan membentuk selubung mantel. Sebagian hifa lainnya menembus antar sel korteks (inter seluler) dan membentuk hartig net yang berfungsi sebagai tempat pertukaran makanan antara tanaman dan fungi. Sebaliknya, fungi endomikoriza (Gambar kiri) harus dilihat dengan bantuan mikroskop. Hifa dan spora endomikoriza masuk menginfeksi ke dalam lapisan korteks akar. Pada lapisan korteks juga ditemukan vesikel yang berfungsi sebagai tempat makanan cadangan dan arbuskula yang berfungsi sebagai tempat pertukaran makanan. Struktur infeksi ektomikoriza dan endomikoriza dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
Perbedaan endomikoriza dan ektomikoriza
Fungi Mikoriza Arbuskula (FMA) “Endomikoriza”
Istilah fungi mikoriza arbuskula diambil dari kata arbuskula, yaitu struktur mikoriza berbentuk seperti pohon yang menginfeksi ke dalam lapisan akar yang dalam (endo), yaitu lapisan korteks. Berikut adalah ciri-ciri dari FMA:
-
- Tubuh buah fungi tidak terlihat
- Terbentuk arbuskula, vesikel, dan hifa di dalam akar (korteks) yang dilihat di mikroskop
- Berkolonisasi dengan 90% tanaman kehutanan (Akasia, Jati, Gmelina, Jabon, Jarak, Sengon, dan Mahoni), pertanian (sayur-sayuran kecuali kubis-kubisan), dan perkebunan (Sawit, Tebu, Kopi, dan Coklat).
Berikut adalah gambar dari spora dan hifa dari endomikoriza:
Spora FMA dan contoh infeksi akar FMA (perbesaran 40x)
Manfaat mikoriza
Mikoriza sangat banyak manfaatnya bagi tanaman. Menurut Brundrett et al. (1996), mikoriza dapat membantu akar menyerap unsur hara di dalam tanah yang tidak bisa diserap oleh bulu akar dan dapat meningkatkan toleransi tanaman terhadap kekeringan dan kondisi salinitas tinggi. Menurut Budi (1990), FMA melalui hifa eksternalnya mampu meningkatkan serapan hara dari tanah terutama fosfor, sehingga dapat mengurangi gejala defisiensi dan menghemat penggunaan pupuk. Selain itu menurut Setiadi (1992), mikoriza mampu memperbaiki nutrisi tanaman, meningkatkan pertumbuhan, mempertahankan keanekaragaman tumbuhan, mengingkatkan daya tahan tanaman terhadap serangan patogen, dan membantu pertumbuhan tanaman pada kondisi tercemar logam berat.
Menurut Nusantara et al. (2012), FMA memiliki empat peran fungsional sebagai berikut:
- Bioprosesor:sebagai pompa dan pipa hidup karena mampu membantu tanaman untuk menyerap hara dan air dari lokasi yang tidak terjangkau oleh rambut akar.
- Bioprotektor atau perisai hidup: melindungi tanaman dari cekaman biotik (patogen) dan abiotik (suhu, kepadatan tanah, dan logam berat).
- Bioaktivator: membantu meningkatkan simpanan karbon di rhizosfer sehingga meningkatkan aktivitas jasad renik untuk menjalankan proses biogeokimia.
- Bioagregator: meningkatkan agregasi tanah.
Peran mikoriza:
- Imunisasi bibit di pembibitan untuk proteksi terhadap penyakit akar yang disebabkan oleh jamur akar putih, jamur ganoderma, dan fusarium
- Imunisasi bibit yang digunakan untuk revegetasi lahan pasca tambang, untuk membantu mengurai tanah asam bekas pertambangan, sehingga bisa diserap oleh tanaman
- Pembibitan kelapa sawit, kopi, cengkeh, lada, dan tanaman perkebunan lainnya
- Persemaian tanaman hortikultura, mikoriza dapat dicoating/pelapisan pada benih tanaman hortikultura
Penanaman tanaman di lahan untuk membantu penyerapan air dan hara serta mengefisienkan penggunaan pupuk standar
Pustaka:
-
- Brundrett MC, Bougher N, Dell B, Grove T, Malajczuk N. 1996. Working with Mycorrhizas in Forestry and Agriculture. Canberra: Australian Centre for International Agricultural Research.
- Budi SW. 1990. Peranan Endomikoriza dalam Kehutanan. Kerjasama Antara PAU Bioteknologi IPB dengan PAU Bioteknologi UGM. Bogor (ID): Pusat Antar Universitas Institut Pertanian Bogor.
- Nusantara AD, Bertham YH, Mansur I. 2012. Bekerja dengan Fungi Mikoriza Arbuskula. Bogor (ID): SEAMEO BIOTROP.
- Setiadi Y. 1992. Mengenal Mikoriza, Rhizobium, dan Aktinorizal untuk Tanaman Kehutanan. Bogor (ID): Fakultas Kehutanan, IPB.