Pupuk merupakan faktor penting dalam menunjang pertumbuhan tanaman. Tanaman kurang pupuk ibarat kurang makanan, sehingga pertumbuhannya kerdil dan produktivitas rendah. Kelebihan pupuk juga tidak baik, tanaman dapat terbakar, layu, kemudian mati. Oleh karena itu penggunaan pupuk harus benar, sesuai anjuran pemakaian. Jenis pupuk yang dikenal di masyarakat ada 3 jenis, yaitu pupuk anorganik, pupuk organik, dan yang terbaru adalah pupuk hayati.
Pupuk anorganik adalah pupuk hasil rekayasa secara kimia, fisik, dan/atau biologi dan merupakan hasil industri atau pabrik pembuat pupuk (Permentan No 36 Tahun 2017). Pupuk anorganik siap diaplikasikan ke tanaman sesuai dosis dan umur tanaman. Contoh pupuk anorganik seperti NPK, KCL, Urea, TSP, dll. Penggunaan pupuk anorganik memeliki kelebihan yaitu pupuk tersebut langsung diserap oleh tanaman sehingga efek dari pertumbuhan tanaman langsung terlihat, seperti pertumbuhan meninggi dan jumlah daun, dan diameter tanaman. Namun penggunaan pupuk anorganik secara berlebihan dan terus-menerus juga memiliki dampak negatif, yaitu tanah menjadi keras, mikroorganisme tanah berkurang, dan adanya pencemaran di danau oleh sisa residu dari aliran air dari bekas pemupukan yang terbawa hujan.
Pupuk Organik adalah pupuk yang berasal dari tumbuhan mati, kotoran hewan dan/atau bagian hewan, dan/atau limbah organic lainnya yang telah melalui proses rekayasa, berbentuk padat atau cair dapat diperkaya dengan bahan mineral dan/atau mikroba yang bermanfaat untuk meningkatkan kandungan hara dan bahan organik tanah, serta memperbaiki fisik, kimia, dan/biologi tanah (Permentan No 1 Tahun 2019). Contoh pupuk organik antara lain kompos, kasgot (bekas magot), kascing (bekas cacing), pupuk kendang, pupuk hijau, dan POC (pupuk organik cair). Pupuk organik seringkali dibudidayakan sendiri oleh petani dari bahan yang mudah didapat. Biasanya petani melakukan proses fermentasi sederhana dengan kotoran sapi, kambing, atau dedaunan di area kebun. Kelebihan pupuk organik adalah murah, ramah lingkungan, dapat diproduksi sendiri. Kekurangan pupuk organik yaitu; tidak langsung memberikan efek ke pertumbuhan tanaman karena kandungan hara rendah, jika proses dekomposisi bahan organik belum matang justru pupuk organik dapat menjadi racun bagi tanaman, serta dikhawatirkan pupuk organik mengandung mikroorganisme pengganggu tanaman.
Pupuk Hayati adalah produk biologi aktif terdiri atas mikroba yang telah teridentifikasi sampai minimal tingkat genus dan berfungsi memfasilitasi penyediaan hara secara langsung atau tidak langsung, merombak bahan organik, meningkatkan efisiensi pemupukan, kesuburan, dan kesehatan tanah (Permentan No 1 Tahun 2019). Contoh pupuk hayati adalah mikoriza, rhizobium, trichoderma, bacillus, dan produk pupuk lain yang terbuat dari bakteri atau fungi. Pupuk hayati biasa menggunakan media pembawa sebagai carrier mikroorganisme tersebut hidup. Misalnya pupuk hayati mikoriza biasa dijual dengan carrier zeolite. Pupuk hayati trichoderma biasa dijual dengan carrier nasi/dedak/jagung/beras. Kelebihan pupuk hayati adalah dapat diproduksi massal jika sudah mendapatkan isolate jamur/bakteri unggulan yang efektif untuk tanaman, selain sebagai pupuk dapat berfungsi sebagai agen hayati terhadap pathogen baik pencegahan maupun pengendalian, aplikasi hanya membutuhkan dosis sedikit, mengefisienkan penggunaan pupuk organik dan anorganik, hidup di daerah perakaran tanaman dan dapat meningkatkan mikroba tanah, mampu meningkatkan pertumbuhan tanaman. Kekurangan pupuk hayati adalah fungi butuh waktu untuk menginfeksi akar tanaman kurang lebih 1 bulan, baru terjadi symbiosis mutualisme, kepadatan jumlah spora mikoriza variative di dalam media pembawa zeolite (pupuk hayati mikoriza), jika bahan pembawa habis harus diberi tambahan lagi dan diaplikasikan lagii ke tanaman (pupuk hayati trichoderma), daya simpan harus diperhatikan karena menyangkut mikroorganisme hidup, missal pupuk hayati mikoriza harus disimpan di tempat kering jauh dari air supaya spora tetap dorman di dalam media zeolite.
Demikian penjelasan tentang pupuk anorganik, pupuk organik, dan pupuk hayati. Semua pupuk baik untuk tanaman. Ketiga pupuk tersebut juga dapat dikombinasikan bersamaan pada satu tanaman.